*postingan
kali ini serius….ga dodol2 banget n nyampah kaya sebelumnya wkwkwk
Pagi ini, saat
gue sedang mencari soal2 akuntansi untuk bahan referensi (cailah :P), tiba2
mata gw menatap sebuah kalender di meja komputer gue. Kalender gretongan hasil bonus karena belanja
di GoodNews Citraland si, Cuma di situ kebuka di bulan Juli (Padahal sekarang
bulan Februari).
Disana tertulis
dengan jelas:
“Siapa
menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi Tuhan yang akan
membalas perbuatannya itu. AMSAL 19: 17”
Gue nyengir,
ternyata Tuhan bisa akuntansi juga hehehe :D
Hal ini
mengingatkan gue tentang seberapa seringkah gue memberi kepada orang yang
membutuhkan?
Kalo dipikir2
gue (ato mungkin kamu yang membaca artikel ini) hanya memberi ketika kita pribadi
sudah merasa cukup…..kebanyakan malah karena gue males ribut ama pengamen sangar yang suka tereak2 di kopaja daan mogot cengkareng haha
tapi bagaimana dengan anak ini???
dia adalah bukti bahwa dalam 'kekurangan' fisik maupun materi bukan berarti tidak memiliki 'jiwa yang kaya' yang ingin memberi.
Ia berjalan merangkak di depan meja yang bertuliskan "donasi",
Orang-orang berpikir: "ia akan lewat…" dan sebagian lagi berpikir bahwa anak ini ingin diberi sumbangan
Orang-orang berpikir: "ia akan lewat…" dan sebagian lagi berpikir bahwa anak ini ingin diberi sumbangan
Tapi selanjutnya merupakan kejadian yang tak terduga!
“Saya ingin menyumbang!”, ucapnya.
Ia pun menuang koin dari mangkuknya.
Para petugas mengulurkan tangan ingin membantu,
tapi dia ingin melakukannya dengan tangannya sendiri.
“Saya ingin menyumbang!”, ucapnya.
Ia pun menuang koin dari mangkuknya.
Para petugas mengulurkan tangan ingin membantu,
tapi dia ingin melakukannya dengan tangannya sendiri.
Mereka semua tak bisa berkata-kata karena ia memberikan semua yang diperolehnya
kepada Lembaga Amal dengan usahanya dan dengan tangannya sendiri.
kepada Lembaga Amal dengan usahanya dan dengan tangannya sendiri.
“Saya masih punya uang lagi.”
Ia berkata dengan antusias sambil merogoh saku celananya.
Ia berkata dengan antusias sambil merogoh saku celananya.
Ia mengambil beberapa lembar uang 10 dollar
dan kemudian menyumbang...lagi!.
dan kemudian menyumbang...lagi!.
inilah makna memberi yang sesungguhnya.......karena sulit bagi seseorang yang kekurangan untuk mau memberi. Dan gue percaya sekecil apapun pemberiannya adalah besar di mata Tuhan, karena ia memberi dalam kekurangannya bukan dalam kelimpahan
orang bijak berkata:
”Sesungguhnya jika kita berbuat kebaikan,
kita BUKAN hanya sedang membantu orang atau mahkluk lain,
Namun
sesungguhnya
kita sedang membantu diri kita sendiri agar menjadi lebih
bahagia.
Temukanlah kebahagiaan dengan memberi “.
semoga menjadi bahan renungan bagi kita semua....
GBU (ノ^ω^)ハ(^ω^ )ノ